Buku karya Luca Caioli, seorang penulis Italia ini
telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Buku ini menceritakan bagaimana seorang
pemuda asal Rosario, Argentina bisa menjadi salah satu pesepakbola terbaik di dunia.
Bahkan beberapa media menyebutnya sebagai seorang “alien”.
“Barcelona menguasai bola.
Xavi…
Messi menghindari Paredes
Dia menggiring bola lalu melewati Nacho dengan sangat
baik
Messi melewati Alexis, masih menguasai bola
Menuju kotak pinalti… dia menendang bola…
Bola dihalau melebar, kembali ke messi…
Messi menendang…
Dan goooooool!!
Messi mencetak gol! Luar biasa!
Dia melewati 4 pemain bertahan Getafe dan menaklukkan kiper
Dengan tendangan kaki kanannya. Tidak seperti biasanya
Perhatikan gol itu!
Di menit 28, di babak pertama
Aku tidak ingin membandingkannya, tetapi gol itu
mengingatkanku akan gol Diego Armando Maradona saat bertanding melawan Inggris
di Piala Dunia 1986. Itu adalah dua gol yang berbeda. Dua pemain yang berbeda,
diwaktu yang berbeda pula. Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa Messi adalah
Maradona, tetapi gol tersebut yang mengingatkanku”
Itulah komentar atas pertandingan Barcelona vs Getafe,
pada 18 April 2007, di televisi Spanyol.
Pada saat itu, seorang anak muda berusia 19 tahun
mengejutkan penggemar sepakbola dunia dengan sebuah aksinya yang memukau. Para
penggemar sepakbola pasti menyadari akan kemiripan proses terjadinya gol ini
dengan gol “Si Anak Emas” di Piala Dunia 1986.
Ketika itu, La Pulga (Si Kutu, julukan Messi) bahkan
belum lahir. Maradona memukau seluruh dunia dengan aksi individunya, melewati 5
pemain dan memporak-porandakan pertahanan Inggris.
Selain membahas kemiripan antara La Pulga dengan Si
Anak Emas, buku ini juga menceritakan kisah ketika Messi memulai karir
sepakbolanya dari divisi 10 Argentina, kemudian masuk ke tim muda Newell’s Old
Boys.
Messi yang memiliki masalah pada pertumbuhannya kurang
diperhatikan pihak klub, meskipun skill yang dia tunjukkan sangat memukau. Sang
ayah kemudian mencari cara untuk pengobatan anaknya, hingga tawaran dari
Barcelona datang. Mereka bersedia membantu pengobatan Messi, jika mereka pindah
ke Spanyol.
Kemudian, pada usia 11 tahun ia pindah ke Barcelona,
dan petualangan Si Kutu di Eropa pun dimulai. Bagaimana dia kesulitan mendapat
ijin bermain bagi tim muda Barcelona karena status kewarganegaraan, debut
awalnya ketika melawan Porto, pengalaman El Clasico pertamanya, hingga meraih
banyak gelar bersama Barcelona dan menjadi pemain terbaik dunia diceritakan
dengan lengkap di buku ini.
Sebuah buku yang wajib dibaca oleh penggemar La Pulga, serta para Barcelonistas. Visca Barca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar